Kamis, 31 Oktober 2013

My First Climbing : Sindoro

29 Maret 2013 bisa jadi hariku yang paling menyenangkan. seorang Rizqie Oktanti Triandari naik gunung sindoro hahaha

Sindoro adalah gunung tinggi pertama yang aku daki, setelah dua gunung kecil (gunung Andong dan gunung api Nglanggeran)
Jujur, tanpa bantuan teman2 Kopmapala UNY, aku ga akan bisa naik (lebay)
spesial thanks to Angki dan mas Harun :)

 Ini mas Harun. Dia satu regu dengan aku. Udah bantu aku banyak dari atas. Tangannya selalu menengadah ketika aku bilang "Mas minta tolong..." makasih mas Harun :)


Dan ini Angki. Dia satu regu juga denganku. Dia berada di belakangku dan meneriaki "Ayo mbak Kiki pasti bisa!" setiap aku capek :D

Pengalaman pertama naik gunung bareng Kopmapala. ya walaupun nggak sampai ke puncak (karena stak di pos 3 hehe) yang penting aku bahagia bersama alam (ceilah)

Moment indah buatku adalah ketika perjalanan menuju ke Sindoro. Kebetulan kita dari Jogja Sore karena waktu itu hujan lumayan gede jadi di perjalanan sampai Magelang udah lumayan malem. tapi aku suka suasananya. aku suka harumnya perjalanan. aku suka keceriaan waktu itu. dan untungnya aku sempat mengabadikannya :)
Sejak saat itu, setiap berpapasan dengan orang-orang yang ber-Carrier naik motor, aku kebayang-bayang dengan kenangan waktu ke Sindoro. Indah :)

Dan saat-saat mendebarkan adalah saat menunggu datangnya Matahari terbit. Karena yang jaga di pos 3 waktu itu Aku, Tiara, dan mas Wiwid, jadi kita hanya melihat Sun Rise dari Pos 3 sambil memikirkan teman-teman yang sudah di puncak bagaimana ya? pasti keren banget indahnya!
Udah sih gitu aja.

A Letter



Bukan apa-apa sih. cuma surat yang mungkin belum terbaca oleh si penerima. Sudah tertulis sejak 18 April 2012. Entah siapa gerangan yang menulis surat setulus ini :)

"Hampir 3 bulan ini aku sudah berusaha untuk melupakanmu dengan kesibukanku sekarang ini. Tapi bila sendiri tiba, selalu teringat. Jangankan sendiri, ramai pun aku selalu ingat. Maaf, tapi mungkin aku sendiri tidak bisa melupakanmu, jika dipaksakan aku bisa gila. Maaf jika aku sayang padamu. Aku sayang bukan berarti menginginkanmu. Walaupun ada rasa seperti itu, tapi aku tidak pernah memaksamu untuk menyukai dan mencintaiku. Aku bahkan tidak akan marah jika kamu masih mengharapkan dia yang kamu cintai. Aku tidak pernah memintamu mencintaiku, aku hanya ingin kamu mengetahui perasaan ini karena sungguh, aku tidak bisa lagi menyangkal kalau aku tidak mengagumimu. Mungkin perasaanku ini berlebihan, tapi aku pun pernah berusaha untuk melupakan bahkan menghapusnya dari diriku. Tapi sekali lagi maaf, aku tidak bisa. Aku hanya tidak ingin tenggelam oleh perasaan sepihak ini. Aku ingin kamu mengetahuinya. Tapi entahlah, aku merasa kamu sudah mengetahuinya, namun kamu berusaha untuk menghindar. Atau bahkan acuh? Jujur, aku ingin sekali mengatakannya, tapi tidak tahu bagaimana caranya. Kita sudah sama-sama dewasa. Aku pun tidak bisa mengelak bahwa aku menyukaimu sudah sejak lama, hampir 6 tahun yang lalu. Sungguh jika kamu mengetahuinya. Aku sayang padamu. Segala hal buruk yang orang lain katakan tentangmu, bahkan dari dalam hatiku sendiri pun, aku akan menolaknya dan berkata itu hanya sikap sementaramu saja. Selebihnya kamu sangat berarti dan istimewa. Suatu hari nanti, jika kita tidak ditakdirkan untuk bersama, aku berharap kamu menemukan wanita yang sungguh-sungguh kamu sayangi dan cintai. Mungkin, rasa ini hanya bisa diketahui aku dan Tuhan saja. Tapi bagiku sudah cukup. Melihatmu senang aku juga merasa senang. Sekarang aku pun tahu apa arti mencintai."